Bu Muntiah (54 tahun), warga desa Waturoyo ini bisanya hanya terbaring diam di rumah. Untuk melakukan apa saja ia harus dibantu orang meski hanya sekedar duduk atau menggeserkan badan di atas tempat tidur. Berbicara pun sulit dan berat karena penyakit gagal ginjal yang dideritanya selama ini sehingga menyebabkan kesehatannya terus menurun. Muntiah sudah melakukan cuci darah (HD) selama lebih dari dua tahun sampai sekarang (Desember 2022). Tiap minggunya ia harus menjalani HD minimal dua kali di Rumah Sakit.
Sehari-harinya Muntiah ditemani suaminya, Sumarlan (64 tahun) yang sudah tidak mungkin bekerja karena selain lanjut usia juga kondisi istri yang demikian mengharuskan dia untuk selalu menunggui, entah untuk mengganti pempes, membersihkan bekas kotoran, membaringkan, dan seterusnya.
Saat ditemui Mediapati (26/12/2022), Sumarlan bercerita bahwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sepasang suami-istri ini selalu menunggu uluran bantuan dari anak-anaknya yang yang rata-rata juga berpenghasilan pas-pasan. Sumarlan memiliki 4 anak yang pekerjaannya menjadi buruh lepas.
Tetapi hal itu semua tetap disyukurinya karena semua anak-anaknya selalu gotong royong membantunya secara bergantian. Tetapi meski demikian, keluarga Sumarlan masih sangat membutuhkan uluran bantuan dari siapa saja untuk memenuhi kebutuhan perawatan Ibu Muntiah, khususnya kebutuhan untuk membeli pempes yang menghabiskan minimal 3 box dalam seminggu.
Tetapi hal itu semua tetap disyukurinya karena semua anak-anaknya selalu gotong royong membantunya secara bergantian. Tetapi meski demikian, keluarga Sumarlan masih sangat membutuhkan uluran bantuan dari siapa saja untuk memenuhi kebutuhan perawatan Ibu Muntiah, khususnya kebutuhan untuk membeli pempes yang menghabiskan minimal 3 box dalam seminggu.
Bagi Anda yang merasa tergerak untuk membantu bu Muntiah dapat menghubungi Yayasan Wakaf Masudah Foundation Kajen (www.kursirodagratis.org)