Metode Maulana Syeikh Abdul Aziz Syahawi Dalam Menghafal dan Mengulang Hafalanya.


Maulana al Allamah Syeikh Abdul Aziz Syihawi adalah salah satu ulama senior yang Allah anugrahi hafalan yang kuat, disamping usia beliau yang sudah senja beliau masih mampu untuk menghadirkan ulang hafalan yang beliau punya. Beliau adalah salah satu ulama yang menggabungkan antara dua metode yaitu hafalan dan pemahaman, maka setiap murid yang hadir dalam kajian beliau pasti menyaksikan ciri khas beliau dalam mengajar yaitu menghiasi pemahaman dengan hafalan-hafalannya.

Berikut ini adalah beberapa point dari metode beliau dalam menghafal :

1. Niatkan menghafal karena Allah ta'ala
Pertama-tama dalam menghafalkan segala sesuatu harus karena Allah, bukan karena ingin dilihat hafal ini dan itu, atau agar dilihat alim dan sebagainya.

2. Berdoa agar Allah memudahkan menghafal dan menjaga hafalan yang ada.

Doa dari beliau untuk memudahkan hafalan :

اللهم افتح علينا فتوح العارفين بحكمتك، وانشر علينا رحمتك وذكرنا ما نسينا ياذا الجلال والإكرام

Dan memperbanyak dzikir salah satu dari Asma al Husna :

" يا معيد "

3. Harus mengerti, bahwa menghafal itu kadang mudah dan kadang sulit, dan setiap orang mempunyai kemampuan mengahafal yang berbeda.

Ada banyak model susunan nadzam yang mudah karena penulisnya sangat pro terhadap syi'ir, ada juga yang sulit karena susunan katanya yang sulit. Ada orang yang mudah menghafal dan ada yang sedikit sulit menghafal, beliau menasihati :

" Hafalkanlah setiap hari walau 5 bait dan apabila bisa lebih maka itu sangat baik."

Menurut beliau model orang dalam menghafal itu ada 4 :

  1. Cepat hafal dan sulit lupa
  2. Cepat hafal dan cepat lupa
  3. Lambat hafal dan lambat lupa
  4. Lambat hafal dan cepat lupa

Dimanakah posisi kita, maka disitu kita punya cara tersendiri.

4. Menghafal itu mudah akan tetapi menjaganya yang sulit.

Maulana Syeikh abdul Aziz Asyahawi juga sering menyemangati murid-muridnya agar selalu menjaga hafalan nadzam.

Beliau berkata dengan penuh kerendahan hati :

" Kita semuanya sama, aku juga merasakan sulit dalam menghafal, kadang juga lupa, kadang juga lalai, akan tetapi yang penting adalah bagaimana kita harus menyikapinya, bagaimana menjaga hafalan dan mengulanginya".

5. Mulailah menghafal dari dasar

Dikatakan dalam sebuah syi'ir :

ترقَّ إلى صغير الأمر حتى # يُرقِّيكَ الصغيرُ إلى الكبيرِ
فتعرفَ بالتفكر في صغيرٍ # كبيراً بعد معرفة الصغيرِ


6. Melihat, menghayati dan memahami bagian yang ingin dihafal berkali-kali.

Ada banyak ulama yang sudah memetodekan cara menghafal, ada yang membacanya terlebih dahulu sebanyak tujuh kali, bahkan hingga 40 kali dengan fokus. Dan dalam metode ini, beliau berkata : "Kita tidak bisa mematokkan cara menghafal yang paten, tergantung setiap kemampuan orang tersebut, dan setiap orang mempunyai cara tersendiri. Maka temukanlah sendiri cara kalian dalam menghafal."

7. Menulis ulang hafalan di kertas kecil atau semacam buku tulis untuk mengikat hafalan.

Sering kali saya melihat di dekat tempat duduk atau istirahat beliau ada kertas yang sudah ada coretannya berbaris-baris, ternyata itu adalah cara beliau apabila mendapatkan hafalan baru yaitu dengan menulisnya kembali.

قال الإمام الأعظم الشافعي:
العلم صيد والكتابة قيده
قيد صيودك بالحبال الواثقة


Imam Asy-Syafi’i berkata: “Ilmu adalah hewan buruan, dan menulis itu adalah ikatannya. Ikatlah buruan kamu -yakni ilmu – dengan tali yang kuat – yakni menuliskannya."

8. Cari waktu dimana pikiran kita fresh.
Beliau juga berkata bahwa beliau tidak mempunyai waktu khusus dalam menghafal, akan tetapi jika dikira dalam waktu tersebut pikiran kita fresh maka mulailah menghafal dan jika masih banyak pikiran yang mengganggu maka istirahatlah.

9. Semua berperan dalam membantu hafalan.
Beliau juga pernah berujar : Setiap anggota tubuh mempunyai peran dalam membantu hafalan, ada yang menguatkan hafalanya dengan pengelihatanya kemudian tergambar dalam pikiran, ada yang menguatkan hafalannya dengan pendengarannya, ada yang menguatkan hafalan dengan tangannya yaitu dengan menulisnya dan ada yang menguatkan hafalanya dengan gerakan dst.

Menjaga hafalan.

Bagian ini adalah yang terpenting menurut beliau, karena mengulang hafalan memang terasa lebih berat , akan tetapi ia akan mudah jika dilakukan dengan istiqomah. Berikut adalah metode dan nasihat beliau dalam mengulangi hafalan :

1. Agar hafalan mengkristal perlu adanya mudawamah dalam pengulangan hafalan, dalam ukuran nadzam yang jumlahnya ribuan spt Bahjah , Nadzom tadrib, Zubad, Syatibi, Durroh, Alfiyah Sorf, Alfiyah Ibn Malik, Al fiyah sirah, dll, beliau mempunyai metode tersendiri, yaitu mengulanginya kurang lebih 200 bait sehari secara mudawamah dan tersisa 2 hari kosong maka itu untuk mengulang hafalan nadzam-nadzam yang kecil atau digunakan untuk istirahat.

2. Harus ada waktu untuk mengosongkan diri, tidak terburu-buru untuk ingin segera tampil mengajar, akan tetapi menunggu kematangan ilmu yang sudah didapat.

Dalam perjalanan keilmuanya beliau sudah menuntaskan pendidikan dari sang paman mulai dari umur kurang lebih 20 tahun, kemudian belasan tahun beliau mengajar di Saudi tepatnya di kota Arar yang terletak di utara Arab Saudi dekat perbatasan Irak. Selama belasan tahun beliau habiskan disana untuk mengajar, dan waktu mengajar beliau kala itu tidak sepadat sekarang, maka beliau memanfaatkanya untuk menyendiri dan mematangkan pemahaman dan hafalan yang ada hingga tetap mengkristal walau usia sudah senja.


Sampai saat ini beliau hafal kurang lebih dua puluh satu ribu bait dalam beberapa fan keilmuan, belum dihitung hafalan beliau dalam natsr. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan untuk beliau, dan semoga kita bisa meniti jalan yang beliau lalui amiin.


Foto : Maulana Syeikh shahawi bersama Syekh Amjad Rasyid (Dekan Fakultas fikih syafii Universitas al-Ulum al-Islamiyah al-Alimiyah, Yordan) di masjid al Azhar.


Lebih baru Lebih lama