Batu nisan Mbah Hendro di Probolinggo |
Mediapati.com - Mbah Hendro Kusumo merupakan salah satu ulama kharismatik yang berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah Kabupaten Pati pada abad ke-18. Beliau adalah keturunan dari seorang waliyullah terkenal di Jawa Tengah, yaitu KH Ahmad Mutamakkin Kajen. Kedatangan Mbah Hendro di Gambiran Pati, pada awalnya untuk menuntut ilmu dan membantu mengembangkan agama Islam di desa tersebut. Ketika menetap di Gambiran Sukoharjo Margorejo Pati, Mbah Hendro akhirnya memutuskan untuk tinggal di sana hingga akhir hayatnya dan kemudian dimakamkan di desa tersebut.
Keberadaan makam Mbah Hendro di Gambiran baru terungkap pada tahun 1972. Sebelumnya, makam tersebut tersembunyi dalam gerumbul semak belukar, hingga tidak tampak sebagai makam. Penemuan ini diawali dengan mimpi seorang kyai yang akhirnya mencari dan berhasil menemukan makam tersebut.
Namun, ada informasi menarik yang menyebutkan bahwa terdapat makam lain dengan nama yang sama, yaitu Raden Endro Koesoemo bin Kyai Mutamakkin Kajen, yang diketahui menjabat sebagai Bupati Pertama di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada tahun 1867 hingga 1886. Informasi ini muncul dari sumber online dan media sosial yang mengungkapkan bahwa Endro Koesoemo di Lumajang merupakan seorang patih yang memimpin beberapa kawedanan seperti Kandangan, Lumajang, dan Ranu Lamongan.
Berbeda dengan makam di Gambiran, sumber dari media sosial menyebutkan bahwa makam Raden Endro Koesoemo terletak di belakang Masjid Jamik Probolinggo. Informasi ini dapat dicek di akun instagram @jurulamadjang. Hal ini bagi sebagian masyarakat tentu menimbulkan rasa penasaran mengenai identitas sebenarnya dari Mbah Hendro Kusumo, mengingat kedua makam tersebut merujuk pada sosok yang sama, namun dengan latar belakang yang berbeda.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai tahun wafatnya Mbah Hendro yang dimakamkan di Pati, sementara makam di Lumajang memiliki catatan sejarah yang lebih jelas. Meskipun begitu, kedua sumber sepakat bahwa Mbah Hendro Kusumo adalah putra dari Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen, sosok waliyullah yang dihormati di Jawa Tengah.
Sumber: IG @jurulamadjang |
Sumber: IG @jurulamadjang |