Mediapati.com, Jepara – Kopi Kunir, produk andalan Desa Kunir, pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 dengan nama "Kopi Robusta Gardu Pandang." Usaha kecil ini terus berkembang hingga akhirnya meraih pencapaian besar pada tahun 2022, saat Kopi Kunir berhasil menduduki peringkat kedua dalam lomba desa se-Kabupaten Jepara. Di tahun yang sama, produk ini secara resmi mengganti namanya menjadi "Kopi Kunir."
Perubahan nama tersebut tidak hanya kosmetik, tetapi juga mencerminkan peningkatan kualitas dan strategi branding yang lebih baik. Sejak tahun 2018, Kopi Kunir telah diakui sebagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dengan fokus pada peningkatan kualitas melalui pelatihan organik selama dua tahun. Mereka juga mengajukan sertifikasi halal dan PIRT untuk memperkuat posisinya di pasar.
Dengan komitmen kuat untuk berinovasi, Kopi Kunir meluncurkan kemasan baru pada 15 Januari 2023, yang menambah daya tarik bagi konsumen. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan citra produk tetapi juga menunjukkan evolusi Kopi Kunir sebagai salah satu produk unggulan yang semakin dikenal di masyarakat.
Proses Produksi yang Teliti
Kopi Kunir dikenal karena proses produksinya yang sangat teliti. Tahap pertama dimulai dari pemetikan biji kopi di kebun, di mana biji yang dipilih harus memiliki kualitas terbaik, khususnya yang berwarna merah. Biji kopi ini kemudian disortir untuk memastikan kualitas sebelum dijemur. Proses penjemuran dilakukan dengan sangat hati-hati, menghindari air hujan dan embun agar biji tetap kering selama 25 hingga 30 hari hingga kadar air mencapai 14%.
Setelah biji kopi kering sempurna, mereka dikumpulkan dalam karung dengan kapasitas 32 kg sebelum digiling. Setelah digiling, biji kopi dijemur kembali selama 4 jam untuk menurunkan kadar air hingga 12,5%. Hasil dari proses ini dibagi menjadi dua kategori: Grite A, di mana 1 kg biji kopi menghasilkan 8 ons kopi, dan Grite B yang menghasilkan 6 ons kopi dari setiap 1 kg biji kopi.
Pemasaran dan Keuntungan
Pemasaran Kopi Kunir telah menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bandung, Jogja, Jawa Timur, Magelang, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Boyolali. Penjualan dilakukan dengan sistem pre-order, memastikan kualitas produk tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen. Meskipun keuntungan tidak dapat diprediksi secara pasti, dalam satu kali pemasaran, keuntungan per kilogram kopi diperkirakan sekitar Rp20.000.
Kopi Kunir adalah contoh nyata dari bagaimana produk lokal yang diolah dengan baik dan dipasarkan secara strategis dapat bersaing di pasar yang lebih luas. Dukungan terhadap UMKM seperti ini sangat penting untuk memperkuat ekonomi lokal dan mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia ke dunia.