Belajar Dari Eyang Jupri, Semangat Kuliah Meski Usia Sudah 75 Tahun


Belajar memang tidak mengenal usia. Itulah yang tercermin dari perjalanan hidup Eyang Jupri Bandang yang biasa disapa Mbah Jupri oleh para sahabatnya. Di usia senja, dia masih memiliki semangat tinggi untuk kuliah di pendidikan tinggi, tepatnya di UIN Walisongo Semarang dengan mengambil S3 jurusan Studi Islam. Saat ini, Mbah Jupri sudah memasuki usia 75 tahun dan memiliki dua anak yang selalu mendukung dengan kegiatan ayahnya.

Orang seusia Mbah Jupri tentu lumrahnya memanfaatkan waktunya untuk beristirahat menikmati hidup, momong cucu, berkebun di pekarangan rumah, atau memelihara hewan kesayangan. Namun, tidak demikian bagi Mbah Jupri. Semangat untuk mendapatkan ilmu selalu terpancar dari raut wajahnya sehari-hari. Bahkan dalam aktivitas sehari-hari, Mbah Jupri masih tampak segar dan enerjik seperti nyetir mobil, naik-turun tangga kampus, dan beraktivitas santai bersama teman-teman. 

Rekan-rekan sekelasnya yang seumuran anaknya, pun memandangnya sebagai sosok orang yang dituakan dan dihormati. Kisah dari teman sekelasnya bahwa kuliah bersama Mbah Jupri selalu memiliki nuansa yang seru dan gayeng. Ide-ide dan pemikiran Mbah Jupri cukup menarik menjadi perbincangan dalam forum diskusi santai bersama teman-temannya. Kisah pewayangan dan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia sering menjadi bahasan Mbah Jupri. 

Keinginan Mbah Jupri untuk kuliah muncul dari rasa keingintahuannya pada nilai-nilai pewayangan Punokawan yang diciptakan Sunan Kalijaga. Punokawan menurutnya tidak cukup dipahami sebagai lakon atau sekedar cerita sederhana tanpa makna. Menurutnya, Punokawan diciptakan oleh orang pilihan dan pasti memiliki pesan yang sangat dalam khususnya yang bersumber dari ajaran agama Islam. Ia berharap, nanti akan terwujud sebuah penelitian atau disertasi yang mengupas tentang nilai-nilai agama yang benar dari kisah Punokawan.
Lebih baru Lebih lama