DARI GURU KE DUNIA KULINER: PAK BE HADIRKAN RESTO ANGKRINGAN UNIK DI PATI

 Zakiyah Darojah

Gambar Resto Angkringan Pusat Pak Be

Pati - Di tengah kesibukannya sebagai kepala madrasah dan aktivis NU, Birhad Abdul Latif, yang akrab disapa Pak Be menyalurkan semangat berbisnis dan cinta kulinernya. Tak tanggung-tanggung, beliau merintis "Resto Angkringan Pusat Pak Be", sebuah tempat makan yang memadukan nuansa tradisional dengan pilihan menu yang sangat beragam, dan diuntungkan karena tempat yang strategis, pinggir jalan raya Tayu-Juwana.

Resto angkringan pusat Pak Be, bukan sekadar angkringan biasa. Tempat ini memadukan konsep tradisional lesehan dengan sentuhan menu modern dan keluarga, mulai dari nasi kucing dan kopi, hingga seblak, mrico Sembilang, kakap, rica-rica entok, bahkan bakso dan kwetiau.

Sosok di balik resto ini adalah Pak Be, pria asal Cabak, Tlogowungu, Pati yang kini menetap di Bulumanis Lor. Selain menjadi kepala Madrasah Al Hikmah Kajen, beliau juga menjabat sebagai Sekretaris KKM Madrasah Al-Hikmah dan aktif di NU serta organisasi kepemudaan seperti IPNU dan IPPNU. Di masyarakat, beliau dikenal rutin mengisi pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak setiap pekan.

Resto Angkringan Pusat Pak Be terletak di Jalan Tayu–Juwana Kilometer 10, tepatnya di depan Alfamart Cebolek Kidul, Margoyoso, Pati. Letaknya yang strategis di pinggir jalan dan berlatar pemandangan sawah memberikan pengalaman makan yang sejuk dan menyenangkan.

Pak Be mulai menekuni dunia kuliner sejak 2015 melalui bisnis franchise minuman cokelat “Nyoklat”. Setelah sukses membuka hampir 50 gerai hingga ke berbagai kota besar, beliau mulai membangun angkringan ini sebagai usaha lanjutan sejak Januari 2025, memanfaatkan lahan bekas budidaya lele.

Kecintaannya pada kuliner dan semangat berwirausaha menjadi alasan utama. "Saya doyan makan dan suka mencoba tempat makan baru. Saya ingin menghadirkan tempat makan yang lengkap, nyaman, dan bisa dinikmati siapa pun," ujar Pak Be. Beliau juga melihat kuliner sebagai bisnis berkelanjutan yang selalu memiliki peluang.

Berbekal pengalaman otodidak dan semangat pantang menyerah, Pak Be membangun resto ini dari nol. Rumah yang ada di lokasi dirombak menjadi dapur dan mushola. Beliau terus berinovasi lewat penambahan menu dan penyelenggaraan event seperti nobar, bukber, hingga prasmanan. Motto hidupnya sederhana tapi kuat, yakni keyakinan, ikhtiar, dan kreativitas.

Pak Be membuktikan bahwa latar belakang bukan penghalang untuk sukses di bidang yang berbeda. Dari guru menjadi pengusaha kuliner, ia membawa semangat pengabdian yang sama, yakni melayani dan memberikan yang terbaik serta kebermanfaatan bagi masyarakat. Resto angkringan miliknya kini bukan hanya tempat makan, tapi juga ruang berkumpul dan berbagi cerita, yang menumbuhkan kehidupan sosial dan ekonomi lokal.
(Zkyh).
Lebih baru Lebih lama